Gas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial
lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur
minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan
tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing),
dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration)
yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga
tekanan reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju
fasilitas produksi dipermukaan.
Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan tinggi yang
digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas bertekanan tinggi
tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi, atau
dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor.
Dibandingkan dengan sistem pengangkatan buatan lainnya seperti ESP (electric
submersible pump), PCP (progressive cavity pump), SRP (sucker rod
pump), dan Hydraulic Pump; dapat dikatakan bahwa gas lift memiliki
tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Sistem gas lift juga lebih dapat
mengakomodasi faktor kesalahan desain, dimana suatu sistem gas lift yang
didesain secara kurang baik pada umumnya masih dapat mengangkat fluida dari
dalam sumur.
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter penting
yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth) dan laju aliran gas yang
diinjeksikan (injection rate). Kedua parameter tersebut pada umumnya
merupakan hasil perhitungan dari desainer dengan mempertimbangkan faktor-faktor
lain seperti performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas
injeksi, kemiringan sumur, dan lain sebagainya.
Secara garis besar, komponen utama dari suatu sistem gas lift dapat
dikelompokkan ke dalam peralatan permukaan (surface equipments), dan
peralatan dalam sumur (downhole equipments). Peralatan permukaan
meliputi sumber gas tekanan tinggi (sumur gas atau kompresor), pipa saluran gas
injeksi, dan meter pengukur laju aliran gas injeksi (umumnya DP flowmeter).
Sedangkan peralatan dalam sumur meliputi satu atau beberapa gas lift mandrel
(GLM) dan katup gas lift (gas lift valve) yang dipasang di dalam
mandrel.
Sumur minyak yang beroperasi dengan sistem gas lift pada umumnya memiliki
beberapa GLM yang ditempatkan di titik-titik kedalaman tertentu di sepanjang
tubing produksinya. Penempatan GLM yang baik pada proses komplesi awal (initial
completion) akan sangat menunjang tercapainya performa optimal dari satu
sumur minyak. Hal ini mengingat bahwa terkadang diperlukan penataan ulang
terhadap letak dan setting katup gas lift untuk mendapatkan kondisi
operasi yang diinginkan. Penambahan atau perubahan letak GLM dikarenakan initial
completion yang kurang baik, atau konversi sebuah sumur menjadi sumur gas
lift hanya dapat dilakukan dengan kerja ulang (workover) berupa
pencabutan tubing dari dalam sumur. Hal ini tentu saja memerlukan biaya tinggi,
terutama untuk sumur-sumur di anjungan lepas pantai.
Gas lift mandrel yang umum digunakan adalah jenis side pocket
mandrel (SPM). Penggunaan SPM memungkinkan katup gas lift untuk dipasang
dan dicabut (atau sebaliknya) dari dalam mandrel dengan wireline operation.
Hal ini membuat sistem gas lift menjadi sangat fleksibel, dimana penataan ulang
katup-katup yang ada dapat dilakukan dengan relatif mudah dan murah tanpa
memerlukan pencabutan tubing produksi. Alat yang digunakan dalam wireline
operation untuk memasang dan mencabut katup gas lift biasa disebut kick
over tool (KOT).
Penataan ulang katup-katup gas lift terkadang diperlukan apabila dikendaki
perubahan setting tekanan kerja katup ataupun perubahan titik injeksi.
Hal-hal tersebut disesuaikan dengan perubahan beberapa parameter seperti
penurunan tekanan reservoir, kenaikan kandungan air (water cut), dan
perubahan kondisi operasi di fasilitas produksi permukaan. Penggantian
katup-katup gas lift juga diperlukan apabila terjadi kerusakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar